Tuesday, July 26, 2016

DUALISME EKONOMI (TRADISIONAL VS MODERN) DALAM PERKEMBANGAN PERIKANAN TUNA

Kapal pancing tonda di PPN Prigi
System pembangunan yang ada di Indonesia membuat perbedaan yang sangat nyata antara daerah pusat pemerintahan dengan daerah-daerah lain yang jauh dari pusat pemerintahan. Penyebab perbedaan tersebut dikarenakan masih menggunakan pulau jawa sebagai kiblat pembangunan (java sentries)  Akibat perbedaan tersebut, berdampak pada sektor ekonomi yang ada di daerah-daerah. Hal ini dikarenakan pembangunan yang ada di daerah tidak sepadat di pusat pemerintahan. Dengan perbedaan tersebut membuat financial dari daerah-daerah juga sangat berbeda dengan pusat pemerintahan. Perbedaan sisi pembangunan juga menyebabkan perbedaan tingkat sumberdaya manusia yang ada di daerah-daerah yang juga mengakibatkan tingkat pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi juga rendah. Salah satu yang masih di bilang tradisional atau belum menggunakan teknologi dalam aktivitasnya adalah sektor perikanan terutama komoditi ekspor yaitu ikan tuna.

Perikanan tuna yang ada di Indonesia sangat melimpah dan sangat menggiurkan untuk dikelola secara optimal. Dengan kondisi perairan Indonesia yang sangat membentang luas dan berhadapan langsung dengan samudera hindia dan pasifik membuat perairan Indonesia memiliki sumberdaya ikan tuna yang melimpah. Namun, pada pemanfaatannya nelayan Indonesia belum mampu memanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan kesenjangan pembangunan dan sumberdaya manusia membuat sektor perikanan masih menjadi salah satu sektor yang terpuruk.
Namun dalam perjalanan pemanfaatan sumberdaya ikan tuna ini terjadi benturan system pemanfaatan dari perikanan ini. Di satu sisi nelayan yang masih tradisional memanfaatkan ikan yang ada masih berskala kecil sehingga membuat ikan tidak dapat di ekspor karena belum memenuhi standar mutu. Disisi lain apabila dilakukan moderenisasi armada penangkapan akan terjadi eksploitasi besar-besaran yang menyebabkan terjadinya over fishing. Pemanfaatan ikan di perairan Indonesia saat ini masih belum merata. Sebagian wilayah perairan sudah terlalu banyak aktivitas penangkapan, di sebagian wilayah lagi masih belum dioptimalkan dalam pemanfaatan sumberdaya ikannya.

Untuk menangani masalah tersebut, butuh adanya desentralisasi pembangunan wilayah pesisir yang ada di Indonesia. Dengan adanya desentralisasi ini, diharapkan nantinya perikanan di Indonesia akan berjalan secara optimal.  Selain itu, dengan adanya desentralisasi pembangunan akan meminimalisisr terjadinya dualisme ekonomi  (tradisional vs modern) dalam pemanfaatan perikanan tuna. Adanya desentraslisasi ini, nantinya teknologi armada tuna yang ada di semua daerah di Indonesia akan maju dengan menggunakan teknologi modern serta dapat mengeksploitasi secara optimal. Namun sebelum melakukan desentralisasi pembangunan secara menyeluruh, butuh adanya edukasi terhadap nelayan-nelayan kecil agar dapat melakukan kegiatan penangkapan secara betanggung jawab.
Share:

0 komentar:

Post a Comment