Showing posts with label Pelabuhan. Show all posts
Showing posts with label Pelabuhan. Show all posts

Monday, August 01, 2016

POLA TATA NIAGA DAN RANTAI DISTRIBUSI IKAN TONGKOL (EUTHYNNUS AFFINIS) DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) LABUHAN, LAMONGAN

Novita Putri Firman Aji1, Novia Nurul Afiyah1, Miftachul Huda2

Kegiatan bongkar ikan tongkol di PPI Labuhan, Lamongan
Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan salah satu jenis ikan ekonomis tinggi dan hasil tangkapan dominan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Labuhan Lamongan. Ikan yang telah didaratkan kemudian langsung dipasarkan menuju daerah yang telah ditentukan. Kegiatan pemindahan barang dari produsen hingga ke tangan konsumen merupakan aktivitas tata niaga. Tata niaga memiliki peran penting dalam penanganan dan pemasaran hasil tangkapan ikan, sehingga tata niaga memiliki peran  penting dalam pemasaran,  menjaga kualitas ikan dan kestabilan harga ikan tongkol (Euthynnus affinis) khususnya di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Labuhan Lamongan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas pola tata niaga dan rantai distribusi di PPI Desa Labuhan Lamongan. Metode penelitian ini menggunakan data kualitatif berdasarkan riset yang bersifat deskriptif dan kajian literatur.  Pengambilan sampel dilakukan dengan snowball. Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik kapal, nelayan, pedagang, agen, dan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tata niaga yang terdapat di PPI Desa Labuhan Lamongan terdapat 4 rantai. Ikan tongkol di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Labuhan Lamongan memiliki alur tata niaga yang dimulai nelayan sebagai produsen kemudian TPI, agen, pedagang di lokasi kota distribusi dan terakhir di tangan konsumen. Ikan tongkol yang didaratkan di PPI Labuhan didistribusikan ke berbagai kota/kabupaten yang ada di Jawa Timur meliputi Lamongan, Surabaya, Tuban, Sidoarjo dan Malang.

Kata kunci: Pemasaran, distribusi,  kestabilan harga, kualitas ikan

Sunday, July 31, 2016

RANTAI PERDAGANGAN HIU MELALUI JALUR PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG

Hiu martil yang didaratkan di PPN Brondong
Perdagangan hiu di Indonesia sangat memperihatinkan. Hiu didaratkan secara bebas di Pelabuhan dan diperjual belikan secara terbuka. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong merupakan salah satu tempat pendaratan hasil tangkapan ikan hiu. Berbagai macam jenis hiu didaratkan setiap harinya di PPN Brondong. Mulai dari sirip dan daging hiu diperdagangkan dan didistribusikan ke beberapa daerah di Jawa Timur. Sirip hiu menjadi komoditas dengan nilai jual yang tinggi. Manfaat dari sirip hiu membuat permintaan pasar menjadi tak terkendali. Harga yang diberikan untuk sirip hiu dengan ukuran tertentu mencapai ratusan ribu. Bahkan jika sudah dikeringkan, jika ukuran besar untuk satu sirip hiu dengan berat satu kilogram dapat mencapai angka jutaan rupiah. Melihat aktivitas perdagangan hiu ini, perlu diketahui rantai perdagangan dan lokasi distribusi ikan hiu mulai dari daging hingga siripnya sehingga dapat mengetahui rantai perdagangan ikan hiu yang berasal dari PPN Brondong. Metode pengambilan data yaitu dengan wawancara dengan para pelaku usaha yang ada di PPN Brondong. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pedagang sirip hiu didapatkan bahwa ikan hiu dimanfaatkan daging dan siripnya. Dimana daging hiu dipasarkan untuk sekitar Lamongan dan Tuban untuk diasap serta dimasak. Sedangkan sirip hiu sendiri didistribusikan ke pengepul di kota Gresik, Surabaya dan Sidoarjo dengan bentuk sudah dikeringkan. Sirip hiu yang telah di distribusikan ke Gresik, Surabaya dan Sidoarjo akan diolah dan di kemas untuk kemudian di ekspor ke berbagai negara seperti Tiongkok dan Taiwan.

Keyword: Pemasaran, Distribusi, Sirip Hiu

Traceability Ikan Kakap Merah di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong

Novia Nurul Afiyah1, Miftachul Huda2
1Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
2Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Perikanan Laut, Institut Pertanian Bogor


Ikan kakap merah di PPN Brondong
Perikanan berkelanjutan salah satu syarat  dalam kegiatan  penangkapan untuk menjaga keseimbangan dan potensi sumberdaya alam yang diterapkan dalam  peraturan Internasional. Kegiatan ekspor produk perikanan yang berasal dari Indonesia harus memenuhi regulasi Uni Eropa tentang IUU fishing jika melakukankegiatan ekspor ke negara-negara Uni Eropa. Permasalahan yang terdapat dalam perikanan karang, yaitu tidak adanya pencatatan data secara keseluruhan, adanya kegiatan illegal fishing yang menyebabkan faktor terkendalanya kegiatan eksport ke Uni Eropa. Ikan kakap merah merupakan salah satu jenis komoditas ekspordalam perikanan karang. Ikan kakap merah yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong dengan total produksi 585 ton pada tahun 2013. Ikan kakap merah yang ada di PPN Brondong ditangkap di berbagai perairan laut jawa tanpa ada pendataan secara intensif asal daerah penangkapannya. Salah satu hambatan untuk pengusaha dalam melakukan kegiatan ekspor komoditi ikan kakap merah ke negara-negara di Eropa tidak adanya pencatatan daerah asal penangkapan ikan tersebut. Belum adanya kegiatan pencatatan ini, maka dilakukan penelitian tentang traceability agar dapat memenuhi regulasi Uni Eropa mulai dilakukan pelacakan daerah penangkapan ikan tersebut hingga ke tingkat konsumen akhir. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dimana data didapatkan melalui wawancara, study literatur, partisipasi aktif. Pengambilan responden menggunakan metode  purposive sampling dengan jumlah total 29 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ikan kakap merah yang dipasarkan di PPN Brondong berasal dari jalur darat dan jalur laut. Ikan yang berasal dari jalur darat merupakan tangkapan nelayan fishing basesekitar PPN Brondong. Kegiatan penangkapan ikan kakap merah menggunakan alat tangkap payang dasar dan pancing ulur (hand line) disekitar karang. Daerah operasi penangkapan ikan kakap merah meliputi sekitar perairan pulau Bawean, pulau Masalembu dan Madura. Ikan yang telah didaratkan dan dipasarkan di PPN Brondong kemudian didistribusikan ke berbagai daerah disekitar Jawa Timur dan Bali untuk konsumsi maupun untuk diekspor. Daerah tujuan distribusi ikan kakap merah meliputi Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Malang dan Singaraja-Bali.


Kata kunci: IUU Fishing,  PPN Brondong, Traceability

Saturday, July 30, 2016

KAPAL PETI KEMAS ‘TOMMI RITSCHER’ MENGUKIR SEJARAH

Source: Marinetraffic.com
Pertama kali dalam sejarah Pelabuhan Tanjung Perak kapal 4.000 TEUs (Twenty Foot Equivalent Unit) mendarat. Terminal Teluk Lamong dibawah PT. PELINDO III telah menjadi saksi terukirnya sejarah ini. Berdasarkan informasi yang didapat dari marinetraffic.com, kapal peti kemas TOMMI RITSCHER dibuat pada tahun 2014 dan memiliki Length Overall x Breadth Extreme: 255.36m × 37m. Kapal berbendera portugal milik perusahaan asal Denmark, Maersk Line ini mendarat di Terminal Teluk Lamong kemarin (29/07/16).


Terminal Teluk Lamong sendiri merupakan terminal peti kemas yang memiliki teknologi semi otomatis. Terminal Teluk Lamong memiliki kedalaman kolam labuh -14 meter LWS (Lower Water Spring) atau muka air laut surut terendah. Terminal Teluk Lamong pertama kali diresmikan pada tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Terminal Teluk Lamong beroperasi untuk peti kemas dan curah kering.

Friday, July 29, 2016

PERAIRAN INDONESIA JALUR PERDAGANGAN DUNIA

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
Indonesia merupakan salah satu negara terpenting dalam jalur perdagangan dunia. Letak Indonesia yang strategis menjadi kunci pentingnya Indonesia dimata dunia. Perdagangan antar kawasan merupakan kunci kemajuan ekonomi negara-negara Asia Pasifik. Jalur perdagangan yang paling efisien untuk mengangkut barang dalam jumlah besar adalah melalui jalur laut. Ada beberapa alur pelayaran penting yang menjadi jalur pelayaran internasional diantaranya kawasan Pasifik melewati Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Wilayah Indonesia meliputi Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Makassar.  Kawasan strategis lainnya seperti Eropa yaitu Selat Boshporus dan wilayah Asia yaitu Selat Hormuz. Jalur pelayaran melalui selat malaka, selat sunda dan selat makassar merupakan jalur tercepat untuk perdagangan antara Asia-Pasifik.

Jalur trasportasi laut ini merupakan jalur untuk transportasi laut pengangkut minyak, gas bumi dan perdagangan lainnya. Negara-negara maju sangat bergantung dengan keberadaan jalur pelayaran ini. Indonesia sebagai negara yang memiliki jalur Internasional terbanyak sudah sewajarnya menjadi negara paling strategis dan harus bisa memanfaatkannya. Pembangunan pelabuhan dengan fasilitas lengkap dan memiliki kedalaman perairan serta kolam labuh yang memadai menjadi hal mutlak yang hrus dimiliki Indonesia. Indonesia harus bisa menyamai Singapura dalam kepemilikan dan pengelolaan pelabuhan. Dengan jumlah jalur pelayaran internasional yang strategis, sudah sewajarnya indonesia dapat memanfaatkan dan meningkatkan perekonomian negeri ini.

Thursday, July 28, 2016

SISTEM PENDATAAN HASIL TANGKAPAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) KABUPATEN PROBOLINGGO

MIFTACHUL HUDA1, Ir. DARMAWAN OCKTO S., MP2

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Paiton, merupakan salah satu tempat pendaratan ikan yang ada di Kabupaten Probolinggo. Setiap harinya ikan hasil tangkapan dari nelayan didaratkan disini dan kemudian di data. Sistem Pendataan Hasil Tangkapan ikan memiliki peranan penting dalam penentuan kebijakan yang ada pada suatu daerah. Melihat fungsi dari data yang sangat penting sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan, perlu diketahui bagaimana eksisting Sistem pendataan hasil tangkapan yang ada di TPI PPP Paiton Kabupaten Probolinggo. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini, teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi yaitu mengamati pelaksanaan sistem pendataan hasil tangkapan yang ada di TPI. Kemudian dengan wawancara yaitu melalui wawancara langsung dengan petugas pendata dan dengan petugas timbangan. Serta partisipasi langsung yaitu melalui ikut serta melakukan pendataan dan mengolah data yang ada di lokasi. Sistem pendataan yang ada di TPI PPP Paiton berjalan dengan baik namun dengan beberapa cara yang berbeda dikarenakan faktor sosial yang ada disana. Pendataan dilakukan mulai dari kapal pertama datang hingga kapal terakhir yang bersandar. Untuk menutupi missing data yang hilang, data di mark-up antara 15-20% dari hasil tangkapan harian. Sedangkan untuk form yang dipakai yaitu TBL-1 bukan form SL maupun EL.

Kata Kunci: Sistem Pendataan, Eksisting, Mark-up, TPI, PPP

PELABUHAN DAN KAPAL LAUT SEBAGAI “PAHLAWAN” PENENTU HARGA BARANG

Aktivitas bongkar-muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok
Pelabuhan merupakan gerbang ekspor-impor maupun pengiriman barang antar pulau. Pelabuhan memiliki peranan penting dalam terciptanya harga suatu barang dipasaran. Murahnya biaya angkutan melalui jalur laut menggunakan kapal menjadi kunci dari harga barang dapat terjangkau. Biaya angkutan dan distribusi barang tentunya dibebankan pada barang yang dijual. Semakin mahal biaya transportasi yang dikeluarkan oleh produsen atau distributor, maka harga barang tersebut juga akan semakin mahal dipasaran. Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya sangat bergantung pada keberadaan pelabuhan. Jasa angkutan kapal laut menjadi tulang punggung perekonomian negara karena untuk menghubungkan antar pulau hanya dapat dilakukan melalui jalur laut dan udara. Jalur udara tentunya tidak dijadikan sebagai tulang punggung angkutan barang komoditi karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Selain itu terbatasnya daya angkut dari jalur udara menjadi alasan angkutan kapal laut menjadi pilihan utama dalam proses distribusi barang. Dalam perkembangannya, saat ini Indonesia mengembangkan pelabuhan diberbagai tempat. Pelabuhan petikemas untuk perdagangan dibangun diberbagai kota seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak dan berbagai kota lainnya. Melihat besarnya peran pelabuhan dan kapal laut, tentu tidak akan ada yang membantah bahwa pelabuhan dan kapal laut merupakan “pahlawan” penentu harga barang.

Wednesday, July 27, 2016

TINGKAT EFISIEN PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG

Miftachul Huda[1]Iin Solihin[2],[3]Ernani Lubis2

Beberapa jenis ikan hasil tangkapan nelayan PPN Brondong
Pemasaran merupakan kunci dari keberlanjutan aktivitas perekonomian tidak terkecuali ikan hasil tangkapan yang berasal dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong. Ikan yang didaratkan di PPN Brondong beragam. Ikan swangi (Upeneus sulphureus) dan ikan kuniran(Priacanthus tayenus) merupakan ikan hasil tangkapan dominan serta ikan tongkol (Euthynnus affinis) dan ikan kakap merah (Lutjanus campechanus) merupakan ikan ekonomis tinggi yang di daratkan di PPN Brondong. Potensi besarnya hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Brondong harus dapat diimbangi dengan pemasaran yang baik. Aktivitas pemasaran harus dapat dilakukan secara efisien sehingga dari sisi bisnis dapat memberikan keuntungan yang besar dari hasil kegiatan pemasaran ini. Aktivitas distribusi pemasaran ikan yang berasal dari PPN Brondong saat ini masih belum efisien dikarenakan aktivitas pemasaran masih menggunakan alat-alat yang tradisional. Melihat kondisi itu penting untuk mengetahui tingkat efisien dari aktivitas pemasaran ikan yang berasal dari PPN Brondong. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung tingkat efisiensi pemasaran ikan yang ada di PPN Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Penelitian akan dilaksanakan dengan metode kasus terhadap strategi peningkatan efisiensi pemasaran dalam pendistribusian ikan dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPN) Brondong. Analisis yang dipergunakan yaitu dengan rumus efisiensi pemasaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa aktivitas pemasaran yang ada di PPN Brondong tidak efisien. Terbukti berdasarkan analisis didapatkan ikan swangi memiliki tingkat Eps 45,44%, ikan kuniran 38,98%, ikan tongkol 61,16% dan ikan kakap merah 23,53% dimana pemasaran dikatakan efisien jika memiliki Eps >5%.

Kata Kunci : Distribusi, alat tradisional, efisiensi pemasaran 



[1] Mahasiswa SPs-IPB, Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Dept. PSP, FPIK-IPB
[2] Staf Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK - IPB
[3] Corresponding Author

Tuesday, July 26, 2016

Kajian Efektivitas dan Efisiensi Rantai Distribusi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Menggunakan Alat Tangkap Purse Sine di TPI Paiton dan TPI Mayangan Probolinggo

Aktivitas di PPP Paiton
Ikan layang, ikan tembang dan ikan tongkol merupakan beberapa ikan yang merupakan komoditi hasil tangkapan ikan yang di daratkan di TPI Paiton dan TPI Mayangan.Berdasarkan data statistik perikanan jawa timur tahun 2010 , perikanan tangkap secara keseluruhan di Kabupaten Probolinggo mencapai 9.418,2 ton dan Kota Probolinggo mencapai 42.921,5 ton. Dan dari hasil tangkapan tersebut Kabupaten Probolinggo untuk ikan layang mencapai 432,8 ton, ikan tembang 687,8 ton, dan ikan tongkol 417,1 ton sedangkan untuk Kota Probolinggo ikan layang mencapai 644,7 ton, ikan tembang 3.873,7  ton serta ikan tongkol mencapai 219,2 ton.

HARGA IKAN SEGAR DI PASAR MAHAL “MEMANG MAHAL, KEGIATAN DISTRIBUSI ATAU PERMAINAN PASAR ?”

Source: Sistem Informasi dan Ketersediaan Harga Bahan Pokok
Ikan ekonomis tinggi di Indonesia memiliki harga yang mahal. Sebut saja ikan tongkol. Jenis ikan ini merupakan jenis ikan ekonomis tinggi yang menjadi primadona dipasaran untuk dikonsumsi. Ikan tongkol memiliki harga yang tinggi karena rasa dan tekstur daging yang dimiliki begitu enak. Namun, ikan yang begitu digemari masyarakat ini, dipasaran harus dijual dengan harga yang tidak murah. Berdasarkan data yang didapatkan dari SISKAPERBAPO Jawa Timur, mengenai harga ikan tongkol yang dijual di Pasar Surabaya tanggal 26 Juli 2016 mencapai Rp. 30.500/kg. Harga berbeda dengan daerah pesisir seperti Kabupaten Tuban Rp. 20.000/kg, Kabupaten Gresik Rp. 27.000/kg, Kabupaten Pasuruan Rp.27.000/kg dan Kota Pasuruan Rp. 25.000/kg.
Rantai Distribusi Ikan Tongkol dari PPN Brondong
Harga yang tinggi dipasaran disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan harga tinggi antara lain musim ikan, transportasi yang digunakan, serta jumlah pelaku yang berperan dalam kegiatan distribusi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miftachul Huda, S.Pi M.Si pada tahun 2015, ikan tongkol yang berasal dari PPN Brondong untuk mencapai konsumen di Kota Surabaya khususnya pasar induk Pabean harus melalui 3 rantai pasok.
Ikan yang berasal dari nelayan, akan terlebih dahulu dibeli oleh pengepul, baru setelah itu dikirim ke penjual di surabaya. Setelah sampai disurabaya, barulah ikan dijual kepada konsumen langsung ataupun ke pedagang pengecer. Banyaknya rantai yang harus dilewati untuk mencapai konsumen inilah yang menjadi salah satu faktor pembentuk harga ikan dipasaran. Tinggi-rendahnya harga ikan ini akan berbanding lurus antara ketersediaan pasokan ikan dengan harga dipasaran.